Harga Bunga Tabur Makin “Wangi” Jelang Lebaran

Sabtu, 19 Juli 2014 | 15:52 WIB
Sukadi, warga Desa Kajar Kecamatan Lasem, Sabtu (19/7) pagi sedang memetik bunga mawar di pekarangan sebelah utara rumahnya untuk dijual menjelang Lebaran. (Foto:Pujianto)

Sukadi, warga Desa Kajar Kecamatan Lasem, Sabtu (19/7) pagi sedang memetik bunga mawar di pekarangan sebelah utara rumahnya untuk dijual menjelang Lebaran. (Foto:Pujianto)

LASEM, MataAirRadio.net – Harga bunga tabur disebut semakin “wangi” menjelang Lebaran. Lonjakan harga bunga seperti kenanga, mawar, melati, dan gading ini akibat dari meningkatnya permintaan. Kenaikan harga menjelang Lebaran, bisa mencapai enam kali lipat dari hari-hari biasa.

Sukadi, petani sekaligus pengepul bunga tabur di Desa Kajar Kecamatan Lasem mengatakan, harga bunga kenanga yang biasanya hanya Rp5.000-Rp10.000 per dunak, kini naik menjadi Rp60.000. Menurutnya, kenaikan harga ini juga pernah terjadi saat menjelang Ramadan. Ketika itu, harganya Rp40.000.

Sementara harga bunga mawar naik dari Rp400-Rp500 menjadi Rp750 per tangkai. Sukadi menyebutkan, tingginya harga bunga tabur diperkirakan masih akan terus terjadi hingga Hari Raya Idul Fitri.

Karwadi, petani bunga tabur lainnya menambahkan, tradisi nyekar yang masih dilakukan oleh masyarakat ketika Lebaran, menjadi pendongkrak tingkat permintaan. Namun sampai dengan hari Sabtu (19/6) ini, dirinya memilih menunda panen, karena tingginya harga dianggap belum maksimal.

Menurutnya, tingkat harga paling tinggi akan terjadi pada hari ke-27 bulan Ramadan sampai Hari Raya Idul Fitri. Dia optimistis, harga bunga kenanga yang paling banyak dimilikinya mencapai setidaknya Rp60.000 per dunak.

Karwadi memiliki sembilan pohon bunga kenanga. Jika iklim harga sedang baik, dari kesembilan pohon ini bisa mendatangkan Rp10 juta dalam setahun. Ia pun menyebut gampang merawat bunga ini karena tinggal dikocori sedikit air dan pupuk. Setahun setelah tanam, bunga kenanga misalnya, siap dinikmati.

Aminah, seorang perempuan pemetik bunga tabur mengaku mendapatkan berkah dari penjualan di bulan Ramadan, khususnya menjelang Lebaran. Hasil dari penjualan bunga tabur, disebutnya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup dan menyekolahkan anaknya hingga meraih pendidikan layak.

Tidak sedikit pula, warga di Desa Kajar yang bisa meluluskan pendidikan anaknya dari bangku kuliah, dari bertani dan berjualan bunga tabur. Sedikitnya 400 keluarga, memiliki pohon bunga tabur dan hampir semua memetik “wangi”-nya pada hari-hari terakhir Ramadan. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan