Dana Pugar Rembang Dipangkas, Kegiatan Non-BLM Dihapus

Jumat, 13 Juni 2014 | 16:43 WIB
Tambak garam di Kabupaten Rembang.  (Foto:Pujianto)

Tambak garam di Kabupaten Rembang. (Foto:Pujianto)

REMBANG, MataAirRadio.net- Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang menghapus jenis kegiatan selain bantuan langsung masyarakat atau BLM seiring dengan pemangkasan dana Pugar 2014 oleh Pemerintah.

Jenis kegiatan non-BLM yang dihapus adalah bantuan infrastruktur gudang, demplot teknologi ulir filter, dan dan pemberdayaan perempuan pengolah garam. Total dana untuk tiga kegiatan tersebut mencapai Rp350 juta, terbagi dalam gudang Rp100 juta, demplot Rp100 juta, serta bantuan untuk perempuan pengolah garam Rp150 juta.

Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pugar 2014 Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang Nurida Adante, meski pihaknya menghapus jenis kegiatan non-BLM, namun masih ada satu jenis kegiatan yang dipertahankan, yakni kegiatan kemitraan.

Dante berdalih, sesuai dengan petunjuk teknis, fokus dari program Pugar tahun ini terletak bukan pada produksinya, melainkan pada pasca-panennya. Dia menjelaskan, kegiatan kemitraan dilakukan melalui kerjasama antara petani dengan “buyer” melalui dua koperasi garam yaitu Koperasi Tri Daya Abadi dan Sidodadi Makmur. Dukungan anggaran untuk kemitraan ini masing-masing Rp50 juta per kelompok.

Selain menghapus tiga jenis kegiatan non-BLM dan memangkas sejumlah item biaya operasional dinas, Dante juga mengungkapkan, pihaknya mengepras pula jumlah kelompok petani garam penerima BLM.

Dari sekitar 508 petambak yang semula didata, kini akibat pemangkasan ini, jumlah penerimanya tinggal 56 kelompok. Jika diukur dari sisi dana, maka jatah dana untuk BLM dari semula dua miliar rupiah, kini tinggal satu miliar rupiah saja.

Dia menjelaskan, kelompok penerima dana Pugar 2014 diprioritaskan yang asli Rembang dan memiliki lahan garapan di Rembang. Pada 2011 hingga 2013 kemarin, penerima Pugar ditentukan berdasarkan pendekatan kawasan saja, sehingga orang luar daerah yang memiliki tambak di Rembang, juga bisa menerima dana bantuan.

Atas pemangkasan ini, sejumlah petani melakukan protes. Bahkan ada di antara mereka yang hendak mengundurkan diri. Namun, setelah diberi pemahanan tentang alasan dan transparansi anggaran, mereka bisa menerima. Karena jika dibagi rata untuk ratusan kelompok, Dante pesimistis program Pugar bakal efektif.

Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Rembang memastikan, 56 kelompok penerima dana Pugar 2014 telah meneken kesepakatan bahwa mereka adalah benar warga Rembang dan bersedia menerapkan teknologi geomembran dalam pembuatan garam.

Teknik pembuatan garam dengan geomembran diyakini bisa menghasilkan garam kualitas super atau premium, yang banyak diminati pasar garam konsumsi di Indonesia. Petani sempat meragukan efektifitas teknik baru ini. Mereka butuh studi banding, namun belum ada rencana direspon oleh pihak dinas. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan