Bocah Tujuh Tahun Tenggelem Terseret Arus Sungai Tuyuhan

Kamis, 9 Januari 2014 | 16:47 WIB
Sebagian regu penolong langsung melakukan penyisiran di daerah sepanjang aliran sungai Tuyuhan.

Sebagian regu penolong langsung melakukan penyisiran di daerah sepanjang aliran sungai Desa Tuyuhan.

PANCUR, MataAirRadio.net – Bocah berusia tujuh tahun bernama Jalaludin Hakim dilaporkan tenggelam setelah terpeleset dan terseret arus sungai di Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur pada hari Kamis (9/1) sekitar jam sembilan pagi.

Sebelum terpeleset, tenggelam, dan hilang, korban sempat diketahui bermain bersama tiga orang teman sebayanya. Bocah-bocah ini sedang bermain di sekitar sungai, pada jam istirahat pertama. Jalaludin tercatat sebagai siswa kelas satu di Madrasah Ibtidaiyah Tuyuhan.

Kepala Desa Tuyuhan Mulyadi mengaku langsung mengerahkan warga untuk melakukan pencarian terhadap korban. Pihaknya juga mengontak regu penolong atau SAR. Mulyadi juga ikut melakukan pencarian dengan memasang jaring di sepanjang aliran sungai turut Kali Babagan Lasem itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang Suharso menyatakan sudah mengerahkan personel regu penolong gabungan. Tidak hanya dari TNI Angkatan Laut, tetapi juga polisi perairan, dan tim tanggap bencana dari instansinya.

Sebagian regu penolong langsung melakukan penyisiran di daerah sepanjang aliran sungai. Suharso menyebutkan, pihaknya melakukan pencarian hingga sungai di Karaskepoh. Ia pun mengimbau warga di sekitar sungai agar lebih intensif mengawasi anak atau anggota keluarganya.

Kasus terseretnya Didik Tri Purwanto, warga Dukuh Galangan Desa Soditan Kecamatan Lasem pada Senin (6/1) siang kemarin, mestinya menjadi pelajaran bagi warga agar lebih waspada. Khususnya bagi orang tua, agar memantau anak-anaknya di luar jam sekolah.

Jalaludin Hakim adalah anak pertama dari pasangan Mukhtadin (35) dan Sulastri (30), warga RT 9 RW 5 Dusun Tuyuhan Kidul Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur. Keluarga ini memiliki tiga orang anak, namun anak kedua mereka sudah meninggal dunia. Pasangan suami istri itu, kini tinggal memiliki seorang anak yang baru berumur beberapa hari.

Sementara itu, pencarian terhadap korban masih terus dilakukan hingga petang ini. Jika berkaca pada kasus tenggelamnya Didik Tri Purwanto, korban akan menyembul sendiri dari dasar sungai setelah setidaknya 11 jam. (Pujianto)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan