Diduga Frustasi Stroke, Ngatini Nekat Gantung Diri

Selasa, 19 Juli 2016 | 19:09 WIB
Tim Inafis seusai memeriksa jasad pelaku bunuh diri, Ngatini, warga Dukuh Koang Desa Sale Kecamatan Sale, Selasa (19/7/2016) siang. (Foto: Pujianto)

Tim Inafis seusai memeriksa jasad pelaku bunuh diri, Ngatini, warga Dukuh Koang Desa Sale Kecamatan Sale, Selasa (19/7/2016) siang. (Foto: Pujianto)

 

SALE, mataairradio.com – Ngatini (50) warga RT 2 RW 6 Dukuh Koang Desa Sale Kecamatan Sale mengakhiri hidup dengan bunuh diri menggantung pada seutas tali yang dikaitkan pada kayu di ruang bagian dapur rumah, Selasa (19/7/2016).

Diduga, Ngatini frustasi lantaran mengidap sakit stroke cukup lama dan tak kunjung sembuh. Ngatini ditemukan menggantung oleh Mukarno (64) suaminya sendiri pada sekitar pukul 08.15 WIB, sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Kapolsek Sale AKP Isnaeni menuturkan, penemuan jasad Ngatini bermula dari kecurigaan tetangga yang melihat kambing berhamburan dari bagian belakang rumahnya. Seketika, tetangga menginformasikan hal itu kepada Mukarno yang sedang berada di luar rumah.

Saat Mukarno memasukan kambing ke dapur, ia terkejut melihat sang istri sudah dalam posisi menggantung. Sejurus kemudian, ia dan tetangga langsung memotong tali yang melilit leher istrinya.

“Menurut suaminya, sebelum gantung diri, sang istri berada di dapur dan mengeluh soal harga ikan yang semakin tinggi. Kemudian suami keluar dan saat kembali untuk memasukan kambing, Ngatini sudah dalam posisi menggantung,” tuturnya.

Pihaknya segera berkoordinasi dengan Tim Inafis Polres Rembang untuk memastikan penyebab kematian Ngatini. Berdasarkan hasil visum, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh yang bersangkutan.

Setelah dilakukan identifikasi oleh Tim Inafis selanjutnya jasad Ngatini segera dimakamkan oleh keluarga.

Sementara itu, Suparman, kerabat dekat mengatakan, beberapa minggu sebelum gantung diri, Ngatini sempat bertandang ke rumahnya. Saat itu, Ngatini mengadu jika akan menjual perhiasan miliknya.

Uang hasil penjualan itu sedianya dipakai untuk membayar hutang kepada kerabat yang ada di Kecamatan Kragan.

“Almarhumah sempat bilang ke saudaranya, ‘meninggal tidak apa-apa, yang penting tidak meninggalkan hutang’,” ungkap Suparman menirukan ucapan Ngatini.

 

Penulis: Pujianto
Editor: Pujianto




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Disclaimer: Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi mataairradio.com. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan